Selasa, 22 April 2008
Enchondromatosis, or multiple enchondromas, refers to a group of disorders of which Ollier disease is the best known. This is nonhereditary disorder which usually presents in childhood. Nominally, the disease consists of multiple enchondromas. However, on radiographs, streaks of low density are seen projecting through the diaphyses into the epiphyses of the long bones, due to ectopic cartilage deposits. With age, the cartilage may calcify in the typical "snowflake" pattern. The affected extremity is shortened (asymmetric dwarfism) and sometimes bowed due to epiphyseal fusion anomalies.
Patients are at risk for development of sarcomas, specifically osteosarcomas and chondrosarcomas. These occur in approximately 25 % of patients.
Mafucci syndrome represents enchondromatosis with oft tissue hemangiomas, usually in the hands and feet. As with Ollier disease, there is typically a shortening of the long bones. These patients are at higher risk for sarcomatous transformation of both the vascular and cartilaginous portions of the disease.
Sabtu, 12 April 2008
Muthia ku
Anakku - Penyejuk Hatiku
Rabu, 09 April 2008
Patah tulang untuk org bego
Tergelitik mengenai kekonyolan yang terjadi di masyarkat kita mengenai perilaku dan sikapnya ketika berhadapan dengan patah tulang. Di kebanyakan masyarakat kita yang sebagian besar adalah masyarakat miskin dan masyarakat berpendidikan terbatas (pendidikan rendah) seringkali kita mendengar bahwa ketika terjadi cedera pada tangan, kaki atau pinggang apapun sebabnya maka pertolongan yang dicari pertama kali secara spontan adalah ke tukang urut ( dengan istilah lain dukun urut, pengobatan alternative, dsb). Seolah seperti salah satu iklan yang mengatakan kalau patah ke dukun urut aja. Fenomena ini walaupun sebagian besar terjadi pada kebanyakan masyarakat berekonomi lemah dan berpendidikan rendah ternyata juga kita temukan pada sebagian kecil masyarakat berpendidikan tinggi dan berekonomi kuat. Tidak jarang kita menemukan seorang yang menyandang suatu gelar terhormat dan berduit banyak mengunjungi dukun patah untuk mendapatkan pertolongan terhadap cedera yang di alaminya.
Ingin saya berbagi cerita mengenai kasus kasus patah tulang yang datang ke saya dalam kurun waktu 2004 sampai dengan 2007. Penderita ini saya kelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok pertama adalah penderita yang sudah berobat ke dukun urut sebelum datang ke rumah sakit, kelompok kedua adalah penderita patah tulang yang merencanakan berobat ke dukun patah setelah mendapat pertolongan dokter di rumah sakit dan kelompok ketiga adalah penderita yang menjalani kedua pengobatan dukun patah dan rumah sakit dalam waktu bersamaan.
Akhirnya marilah kita membaca buku ini dengan santai dengan kepala dingin sambil membuka wawasan kita untuk melihat betapa kita adalah suatu bangsa yang masih perlu banyak bercermin pada diri sendiri.
Remaja belia nan terlilit oleh tumor ganas tulang lanjut karena berobat ke banyak dukun.